Rabu, 01 Juni 2011

Terburu-buru pangkal kegagalan


            Selama ini banyak orang Indonesia yang ingin sukses, berhasil dan meraih cita-cita yang mereka idam-idamkan sejak kecil. Sayangnya, dalam proses mencapai semua itu, banyak masyarakat Indonesia yang berjatuhan di tengah jalan.
            Awalnya mereka sungguh merusaha mencapai sesuatu, bekerja sekuat tenaga, mengerahkan pikiran, imajinasi dan hati, setelah ada titik terang, di sinilah kesalahan timbul. “Titik terang” sudah dianggap penemuan baru yang segera berusaha dipublikasikan, disebarkan dan dipasarkan.
            Setelah tersebar, bahkan dipublikasikan di media cetak atau elektronik, justru banyak masalah bermunculan pada pada produk yang “terlanjur” dipasarkan. Hasilnya, semua menjadi hancur, kacau dan menghasilkan kegagalan yang menimbulkan frustasi. Inilah yang terjadi pada Blue energy dan banyak kegagalan lainnya.
            Salah satu masalahnya, orang Indonesia serba terburu-buru dalam melakukan dan menghasilkan sesuatu, hasilnya kegagalan. Seharusnya sebuah produk yang dihasilkan, diuji coba dulu dalam berbagai macam situasi dan kondisi, lakukan hal ini sampai-sampai tidak ada celah kekurangan. Sebab inilah yang dikenal Jepang dengan prinsip Kaizen yakni;
“Kaizen” adalah sebuah metode yang sangat dipegang teguh di Jepang. Ia adalah proses penyempurnaan secara terus menerus dan tiada henti. Kaizen inilah yang telah mengubah Jepang menjadi sebuah bangsa yang memiliki peradaban sangat maju, serta memiliki teknologi yang mengalahkan “Barat”… (ESQ, Ary Ginanjar Agustian, hal 184).
Setelah produk ini dipasarkan, jangan lalu ongkang-ongkang kaki menikmati keberhasilan, melainkan berusaha menyempurnakan produk yang dihasilkan, sehingga nantinya mampu menarik investor “Berkantong Tebal.”  Bahkan sampai tahap ini pun, perbaikan dan penyempurnaan terus menerus dilakukan.
Di samping itu, masalah lain yang dihadapi ialah proses pemasaran di 3 bulan atau tahun pertama biasanya mengalami kesulitan, tapi setelah itu pintu kesuksesan terbuka perlahan-lahan. Buatlah produk Anda menjad “Brand” yang mudah diingat orang, saat menggunakan produk Anda orang merasa “inilah yang dibutuhkan selama ini”, dan perkuat brand dengan melakukan hal-hal yang bersifat sosial agar menimbulkan simpati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar